PANDANGAN FORUM REKTOR INDONESIA TENTANG SITUASI INDONESIA SAAT INI


Peristiwa sosial-politik yang berkembang di tengah-tengah masyarakat akhir-akhir ini patut menjadi perhatian kita semua. Terjadinya penurunan kualitas moral kaum elit politik, distribusi kesejahteraan ekonomi yang tidak merata, banyaknya tindak kekerasan sosial dengan berbagai motif yang melatarbelakanginya mengindikasikan ada yang sakit dari bangsa ini.
    

Fenomena semacam pemunculan bendera GAM di Aceh, konflik Papua yang tidak kunjung usai, penyerangan dan pembunuhan di LP Cebongan Sleman Yogyakarta, pembakaran sekretariat Partai Politik di Kabupaten Palopo, tingginya disparitas pendapatan antara kelompok kaya dan miskin di sektor perekonomian, disadari atau tidak merupakan ancaman tersendiri terhadap keutuhan bangsa.

               Bangsa ini tengah mengalami disorientasi terhadap nilai-nilai kebangsaan. Ada rasa tidak percaya diantara semua elemen bangsa. Bahkan juga rasa tidak bertanggungjawab terhadap nasib bangsa ini.

Ironisnya, dalam situasi seperti ini, para elit bangsa ini, terutama mereka yang berada di lokus-lokus kepartaian dan pemangku kebijakan negara justru lebih disibukkan dengan konflik politik dan penataan instrumen kekuasaannya. Politik tidak lagi dipandang sebagai wahana pengabdian untuk penguatan nilai-nilai kebangsaan seperti pentingnya menjaga kesatuan bangsa, pentingnya pemerataan ekonomi, pentingnya menjaga stabilitas sosial dan keamanan, tetapi sudah bergeser menjada sarana legitimasi kekuasaan sehingga kehidupan politik kita menjadi semakin kering dan gersang dari nilai-nilai nasionalisme.

Akibatnya muncul antagonisme sosial yang sangat akut. Para politisi dan elit tidak mendapatkan simpati dan kepercayaan publik. Kaum muda yang menjadi pelanjut estafet kepemimpinan bangsa malah menjauhkan diri dari hiruk pikuk politik yang korup, akibatnya  Pemimpin kehilangan wibawa dan pengaruhnya. Masing-masing elemen sosial saling tidak percaya antara satu dengan yang lain. Padahal, salah satu pengikat yang bisa menguatkan bangunan nasionalisme diantara sesama anak bangsa adalah kepercayaan itu sendiri.

Antagonisme sosial, dalam bentuk yang paling ekstrem adalah konflik dan pertentangan. Pemicunya bisa  muncul dari motif apa saja, kecemburuan sosial, politik atau motif lainnya. Dalam waktu yang panjang, hal ini akan menjadi bom waktu yang akan meledak dan mengoyak rasa nasionalisme kita.

Kondisi yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat tidak boleh dipandang sebelah mata. Semua elemen bangsa, terutama para elit dan pemangku kebijakan negara harus peka dan memiliki pemahaman yang utuh terhadap peristiwa yang terjadi agar fenomena seperti ini tidak memecah belah bangsa dan negara. Oleh sebab itu, Forum Rektor Indonesia menyerukan kepada semua kalangan:

1.    Elit dan Pemangku kebijakan negara harus bersungguh-sungguh memikirkan tanggungjawabnya kepada bangsa dan negara, tidak mendahulukan kepentingan kelompok dan golongannya.

2.    Hindari penyelesaian masalah melalui jalan-jalan kekerasan karena cara-cara seperti itu mengancam eksistensi bangsa dan negara.

3.     Perlunya kita semua mengasah, menajamkan, dan mempertebal rasa nasionalisme kita agar semakin menguatkan bangunan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai.

4.    Menyeru kepada anak-anak muda untuk peduli terhadap realitas politik dan tidak bersikap apatis. Karena bersikap acuh terhadap politik samahalnya membiarkan bangsa ini dipimpin tanpa konsep

5.    Terkait penyerbuan Lembaga pemasyarakatan di Cebongan Sleman Yogyakarta, Aparat berwenang harus bersungguh-sungguh menyelesaikan masalah yang terjadi dengan berpegang  teguh pada prinsip-prinsip hukum secara adil tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain.

6.     Perlunya keteladanan dari para elit dan pemangku kebijakan negara sehingga mampu merebut kembali kepercayaan dari masyarakat.

7.    Dalam rangka memperkukuh tatanan kehidupan NKRI, maka keberadaan bendera Nanggroe Aceh Darussalam yang bernuansakan Gerakan Aceh Merdeka sebaiknya ditinjau kembali karena itu mengganggu rasa nasionalisme kita.

Demikian pernyataan sikap ini dibuat sebagai wujud tanggungjawab kami terhadap eksistensi bangsa dan negara di tengah ancaman disintegrasi dan kekerasan sosial yang terus berkembang akhir-akhir ini.

 

Semarang, 05 April 2013 

Ketua Forum Rektor Indonesia Tahun 2013

 

 

Prof Dr Laode M. Kamaludin, M.Sc M.Eng,